Motor Starter – Sistem starter adalah sebuah perangkat mekatronika yang tergabung antara mekanikal dan energi kelistrikan untuk memicu mesin supaya bisa hidup secara berkesinambungan. Prinsip kerja sistem starter adalah pemutaran poros engkol mesin untuk menimbulkan terjadinya siklus mesin, sehingga pembakaran didalam mesin dapat terlaksana.
Pengertian
Berkat adanya motor starter, maka proses penyalaan mesin mobil menjadi lebih mudah dan cepat. Kalian cuma hanya memutar kunci kontak atau menekan tombol start mesin otomatis menyala.
Ini berbanding terbaik dengan sepeda motor yang memiliki kapasitas mesin kecil, meski tidak ada sistem starter tetap mudah dihidupkan melalui kick starter. Sedangkan mesin mobil yang berkapasitas diatas 1000 cc akan susah tanpa adanya starting system.
Untuk pembahasan kali ini, akan kita bedah seperti apa bentuk motor starter sampai kedalam-dalammnya. untuk memahami cara kerja motor starter, bisa anda simak pada artikel sebelumnya mengenai cara kerja motor starter beserta rangkaian.
Yah, motor starter memiliki 3 Tipe. Tipe-tipe motor starter yang dimaksud adalah ;
Tipe Motor Starter
- Tipe Planetary
- Tipe Reduksi
- Tipe Konvensional
Berikut ini komponen komponen dari motor starter :
Komponen Motor Starter
1. Solenoid/Sakelar Magnet (Magnetic Switch)
Solenoid dipakai untuk menyambungkan dan melepaskan pinion gear ke dari ring gear flywheel, sekaligus mengalirkan arus listrik yang besar pada sirkuit motor starter melalui teminal utama (terminal 30 dan C). Di dalam saklar magnet terdapat dua kumparan, yaitu:
a. Pull In Coil merupakan suatu kumparan yang apabila dialiri arus listrik menimbulkan medan magnet yang berfungsi untuk mendorong plunyer sehingga gear pinion berhubungan dengan fly wheel.
b. Hold In Coil termasuk suatu kumparan yang jika dialiri arus listrik menimbulkan medan magnet yang berfungsi untuk menahan plunyer sehingga mempertahankan gear pinion dengan fly wheel tetap berkaitan.
2. Armature (Rotor) dan Shaft (Poros)
Armature tersusun atas sebatang besi yang berbentuk silindris dan diberi slot-slot, poros, komutator serta kumparan armature. Armature fungsinya untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik (gerak), dalam bentuk gerak putar. Armatur terkadang juga disebut dengan angker.
3. Yoke dan Pole Core
Yoke terbuat dari logam yang berbentuk silinder dan fungsinya sebagai tempat pole core yang diikat dengan sekrup. Pole core fungsinya sebagai penyangga field coil dan memperkuat medan magnet yang ditimbulkan oleh field coil.
4. Field Coil (Kumparan Medan)
Field Coil terbuat dari suatu lempengan tembaga, dengan maksud dapat memungkinkan mengalirnya arus listrik yang cukup kuat/besar. Field coil ini berfungsi untuk membangkit medan magnet.
5. Brush (Sikat) dan Brush Holder (Pemegang Sikat)
Brush atau sikat terbuat dari tembaga lunak, dan berfungsi untuk meneruskan atau menyalurkan arus listrik dari field coil ke armature coil langsung ke massa melalui komutator. Pada dasarnya, starter memiliki empat buah brush, yang dikelompokkan menjadi dua:
a. Dua buah brush dikenal dengan brush positif yang digunakan untuk menghubungkan arus dari field coil ke armatur dan brush.
b. Dua buah brush lainnya dikenal dengan brush negatif yang digunakan untuk menghubungkan arus dari armatur ke massa.
6. Armature Brake
Armature brake berfungsi sebagai pengereman putaran armature setelah lepas dari perkaitan dengan ring gear pada roda gila (fly wheel).
7. Drive Lever/Shift Fork (Tuas Penggerak)
Drive lever meneruskan gerakan dari plunyer solenoid untuk menggerakkan roda gigi pinion. Drive lever fungsinya untuk mendorong atau menghubungkan pinion gear ke arah posisi berkaitan dengan ring gear pada fly wheel, serta melepas perkaitan pinion gear dengan ring gear pada fly wheel.
8. Kopling Starter/Starter Clutch (Overrunning Clutch)
Kopling starter berfungsi untuk meneruskan momen putar armatur shaft kepada fly wheel melalui roda gigi pinion, sehingga fly wheel dapat ikut berputar. Kopling starter juga berfungsi sebagai pengaman dari armature coil (mengecah kerusakan starter) bilamana putaran mesin yang tinggi cenderung memutarkan balik pinion gear. Kopling starter akan melepaskan dengan sendirinya bila putaran fly wheel (putaran mesin) lebih besar daripada putaran gear pinion (putaran starter).
9. Gigi Pinion dan Helical Spline
Gigi pinion dan ring gear meneruskan daya putar starter ke mesin. helical spline mengubah daya putar dai motor ke tuas pinion dan menyebabkan perkaiatan dan pelepasan gigi pinion dengan ring gear lebih lembut.
10. Reduction Gear
Reduction gear fungsinya meneruskan daya putar motor ke gigi pinion dan meningkatkan torsi/momen putar dengan mengurangi putaran motor. Daya yang dihasilkan berasio 1/3 sampai 1/4. Reduction gear normalnya dilengkapi dengan built-in overrunning clutch (kopling starter yang menjadi kesatuan unit). Reduction gear tersusun dari tiga gigi, yaitu drive gear, idle gear, dan clutch gear.
11. Planetari Gear
Unit planetari gear pada motor starter tipe planetari berfungsi sebagai gigi pengreduksi, di mana meneruskan daya putaran dari armatur ke ring gear untuk memutarkan engkol mesin. Planetari gear juga berfungsi mereduksi putaran starter untuk meningkatkan momen putar/torsi.
Fungsi Motor Starter
Motor starter berfungsi untuk merubah energi yang dialirkan dari baterai menjadi energi gerak (tenaga), yang mana energi gerak (tenaga dalam bentuk putaran) ini digunakan untuk memutar poros engkol pertama kali agar mesin dapat menjalankan siklus kerjanya (hidup).
Di motor starter ada sebuah gigi pinion, gigi pinion ini bisa maju mundur yang apabila aktif maka gigi pinion akan maju dan berhubungan dengan ring gear pada fly wheel. Fly wheel ini berhubungan langsung dengan poros engkol. Biar lebih jelas bisa lihat kontruksinya dibawah ini :
Cara Kerja Motor Starter
Di motor starter ada sebuah gigi pinion, gigi pinion ini bisa maju mundur yang apabila aktif maka gigi pinion akan maju dan berhubungan dengan ring gear pada fly wheel. Fly wheel ini berhubungan langsung dengan poros engkol. Biar lebih jelas bisa lihat kontruksinya dibawah ini :
Pada fase ini, dorongan pull in coil bukan hanya menggerakan pinion. Namun juga menggerakan pull in coil itu sendiri ke arah hold in coil. Akibat dorongan tersebut, hold in coil juga terdorong ke arah solenoid switch contact.
Sampai-sampai arus listrik di terminal 30 motor starter, akan langsung mengalir kedalam motor starter.
Didalam motor starter arus tersebut dialirkan ke field coil untuk membangkitkan medan magnet, dan mengalir ke armature coil melalui brush. Karena ada aliran listrik didalam medan magnet, hasilnya armature akan berputar untuk menggerakan flywheel.
Ketika mesin menyala, starter akan stop dengan menghentikan arus dari terminal 50. Sehingga pull in coil lepas dan balik ke posisi semula. Dengan baliknya pull in coil, pinion gear juga akan lepas kaitannya dengan flywheel dan putaran motor juga terhenti karena arus listrik pada solenoid switch contact terputus.
Namun pinion gear sebenarnya didesain agar mundur secara otomatis saat putaran flywheel lebih besar dari putaran starter. Fungsi ini ditunjukan untuk memudahkan proses keterkaitan dan pelepasan pinion gear dengan roda gigi flywheel.
Baca Juga Artikel MesinMotor.com Lainnya :
- Komponen Transmisi Manual
- Memahami Cara Kerja, Kelebihan dan Kekurangan Motor Diesel
- Memahami Fungsi Oli Gardan dan Cara Menggantinya